Kamis, 11 November 2010

PERTAMA BERTEMU (111104)

MERCUSUAR PENJAGA

Hari ini tepat enam tahun sejak pertama kita bertemu. Saat malam sedang memaparkan pesona keindahan; pertemuan yang penuh dengan debaran dan harapan. Aku ingin mengingat lagi saat-saat itu kini, di hari ini.
Apakah kau masih mengenangnya?

***

Kau yang berbalutkan t-shirt(aku lupa warnanya), celana jeans ketat panjang(di kemudiannya aku tau kalau memakai celana jeans adalah kesukaanmu), dan sepatu kets merah muda, menarik perhatianku. Kau terlihat berbeda dari semua wanita yang hadir di acara itu. Di halaman luar gedung dekat pintu gerbang saat acara usai, kedua telapak tangan kanan kita bertemu untuk sebuah perkenalan. Kau tambah anggun ketika senyum dan tawa ceriamu merobohkan tembok kekakuan kita. Kekakuanku.

Natalia. Suaramu menggetarkan seluruh rongga ruhku(yang hingga kini getaran itu masih ada), kemudian jiwaku seperti melayang memeluk hatimu. Di hati itu ternyata ada pintu kecil untuk kumasuk ke ruang kerdil berisikan perasaan rapuhmu. Ketika berada di dalam sana melihat kerapuhan itu, aku lalu meyakinkan hatiku untuk selalu menjaganya agar tak hancur oleh pengalaman hidup dan perjalanan waktu.

Kau datang di saat yang tak terduga(mungkin aku yang datang di saat tak terdugamu), melebarkan sayapku untuk terbang dalam ekspektasi yang lebih luas lagi. Sayap-sayap itu kemudian membawaku mengitari segenap ruang hidupmu, dan perlahan kubangun mercusuar di hatimu. Menerangi malammu.

Di ujung menara terdapat sebuah lampu. Sinar lampu itu terus berkeliling menerangi sudut-sudut benakmu, mencari perasaan-perasaan ganjil yang menyelinap di laut hatimu. Ketika kutemukan. Keganjilan-keganjilan itu kuhancurkan seketika, terus-menerus lalu kuganti dengan kegenapan niatku dan kesempurnaan cintaku. Itu berlangsung berminggu, berbulan, sampai bertahun; tapi tak kunjung mengekal.

Di ujung kisah kita mercusuar itu menua dengan cepat, dinding-dindingnya mulai mengeropos, hingga tak kuat lagi menahan lampu sorot di puncak menara. Suatu saat di kemudiannya mercusuar itu roboh, lampunya hancur dan padam, lalu puing-puingnya tenggelam ke dasar laut masa lalu. Itulah akhir dari kisah mercusuar penjaga. Akhir dari kisah kita.
***
Tapi sebuah detik telah terekam jernih dalam benakku, detik itu terabadikan seperti potret yang terpampang di bingkai hati. Detik di mana kau menjabat tanganku, sembari wajahmu semerbakan senyum ceria. Bak dejavu, detik itu terus-menerus menampakkan diri nyaris di setiap waktuku. Ia mengingatkanku lagi akan cinta sejati, bahwa debaran itu masih ada, bahwa sayap-sayap harapan masih terbang untuk menggapai cita cinta.

Apakah di sana kau masih mengingatku?
Atau sekedar saja mengenang saat pertama kita bertemu?

Seperti hari ini, aku teringat lagi saat pertama kali kita berjumpa, pertama kali kau tersenyum padaku, pertama kali kutemukan bidadari dalam hidupku, pertama yang menambah cepat detak jantungku—hingga kadang terasa sesak; dan entah kapan jantung itu akan kembali berdetak seperti biasanya.
Mungkin saat aku sudah bisa melupakanmu..

Mungkin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar