Kamis, 03 Maret 2011

SEBUAH SURAT UNTUK NATALIA 5



Bagaimana kabarmu kini, Nat? Tak terasa berbulan sudah tak kutulis surat untukmu. Mungkin aku mulai bosan setelah berkali tak jua terima balasanmu; atau mungkin hati ini yang takut memaku asa pada cinta tak sampai ini..

Bulan lalu kudengar kau sudah kembali dari petualanganmu di daratan lain yang sempat lama membuat kita terpisah oleh luasnya laut. Dan kini, kau dan aku berada di bawah langit kota yang sama lagi. Kota yang dulu pernah menjadi saksi bisu kisah kita, kisah yang hingga kini tak terhapus oleh ingatan dan hatiku, walau limapuluhsatu bulan telah temani ‘tuk lupakanmu, tapi tetap saja aku tak bisa..

Minggu lalu sempat juga kudengar kau sakit karna kecelakaan motor. Kau tahu? Ketakutan sekejap merebak ke seluruh rongga hatiku; cukup aku kehilangan cintamu, jangan lagi kehilangan dirimu; sedang setengah jiwaku masih mengharapkanmu. Tapi katanya kau tak apa-apa, hanya menderita luka kecil. Bukankah sudah kubilang untuk berhati-hati ketika mengendarai sepeda motor sendirian; tapi pasti saat itu kau tak menghiraukan perkataanku karna aku dan suaraku tak berarti lagi bagimu 'kan..

Tapi.. tak kusangka kemarin kuterima pesan darimu. Pesan yang empat tahun dan beberapa bulan sudah kutunggu kau kirim untukku, dan akhirnya datang juga. Tapi isi pesan itu tak dapat membuatku menemukan sosokmu di dalamnya. Kenapa, Nat? Aku seperti tak mengenalmu, atau mungkin kau memang sudah diubah waktu. Maaf, aku telah menjawab “tidak” –meski sebenarnya aku menyesal mengatakan itu, tapi kemudian kau berubah pikiran; dan akupun lega walau sebenarnya sakit di dalam sini–, bukan maksud ‘tuk menolak. Yang kuinginkan adalah memilikimu seumur hidupku, bukan untuk sesaat dalam nikmat kenangan masa lalu. Kurasa kau sudah tau itu sejak lama..

Nat, aku ingin kau dapatkan yang terbaik, entah dalam kehidupanmu atau cintamu. Aku ingin nanti kau dapatkan cinta yang setiap pagi ketika kau membuka mata, ia ada di sampingmu, membuat jantungmu berdetak kencang kala memandangnya yang masih terlelap mimpikanmu; dan sebaliknya saat ia bangun, iapun merasakan getaran di dada ketika segelas kopi kau suguhkan di hadapnya. Entah arti cinta bagimu apa, tapi yang pasti, setiap kau memikirkan atau merindukan seseorang dan membuat debaran hingga serasa sedikit sesak gembira di dada, meski seseorang itu telah ada di hadapanmu sekalipun dan getaran itu masih ada merasukimu: itulah cinta bagiku. Dan kuharap kau juga..

Aku memang berharap di samping tidurmu saat itu semoga adalah diriku yang sangat mencintaimu. Tapi kalaupun bukan aku yang terbaik pada kacamata cintamu, aku akan pasti menerimanya. Aku akan bahagia untuk kebahagiaanmu, karna bagiku –dan kebanyakan orang– tak selamanya cinta harus memiliki..

Tapi aku mohon padamu untuk memilih dengan tepat segala yang dapat membahagiakanmu kelak..

Aku mohon padamu untuk mencari dan merasakan cinta dari hatimu, dan tak akan pernah kau sesali dalam hidupmu di esok nanti..

Aku mohon, Nat. Aku mohon..

Aku senang kita sudah berada di bawah langit kota yang sama lagi. Kota yang menyimpan ribu kenangan indah bersamamu. Ketika awan mendung di langit, aku tau di atap rumahmu akan diketuk rintik-rintik kecil, kemudian diserbu juta tetes air hujan basahi pekarangan rumahmu; jika terik di langit, aku tau kau akan memerlukan beberapa es batu untuk sejukkan minumanmu karna matahari terlalu menggerahkanmu..

Aku senang kita sudah berada di bawah langit kota yang sama lagi, setidaknya aku bisa tau musim-musim hidup yang kau lalui..

Salam cinta dariku..

-Nasto-

Minggu, 09 Januari 2011

“KUTAU KAU TAU”

Kutau kau tau langkahku lewat depan langkahmu

Menunduk kau awalnya kukira bukan

Kuyakin kau yakin nafasku berhembus sekitar nafasmu

Beruntun detak jantung serangku kala tersadarkan

Kulihat kaupun lihat saat kuberlalu

Tersusul ganjil berdesis dalam lubuk tak terkatakan

Kurasa kaupun rasa bisik hatiku

Semua tentangmu tercampak sabtu malam lalu


30-01-10