Rabu, 29 September 2010

SURAT UNTUK NATALIA 1

jump-for-love


CINTA: SENYUM; TAWA; CANDA

Hai Nat.. Apa kabar?
Lama… tak kulihat lagi tebaran senyummu, berhambur hangat dari bibir manis mahakarya. Senyum yang selalu mekar kian memesona waktu demi waktu, musim demi musim, tahun demi tahun, meninggalkan sejuta warna dalam pameran lukisan kehidupanku; meninggalkan sejuta rasa yang kini masih menghuni rongga-rongga nafasku.

Lama… tak kudengar lagi gelegak tawamu, menabur hujan ketika panjang kemarau memeluk bumi. Berdebar lagi getaran jiwa merasakan keberadaanmu, aku bagai menikmati nyanyian terindah saat tawamu menghembus ke telingamu, merasuk lubukku.

Lama… tak kuukir lagi canda denganmu, membikin bahagia bersemi dalam setiap kata yang berpacu lucu. Tak pernah sedikitpun kubosan akan kehadiranmu. Entah kenapa.. detik-detik kebersamaan kitapun masih jelas bertahta dalam istana harapan rinduku.

Aku tau, keadaan membuatmu menyerah `tuk perjuangkan kita, berhenti `tuk mencinta, bahkan waktu mungkin mengajarkanmu lupa pada cinta kita. Tapi ijinkan aku sekedar mengenangmu, memberi kesempatan hatiku memeluk dalam imajinasi, mendekapmu walau fiksi, hingga mencumbumu meski tak pasti.

Hariku kini bertebar aromamu, berharap setiap saat tak terduga bertemu kamu, melihatmu walau sekilas dari kaca oplet yang kutumpangi lewat didepan gank-mu atau handphone-ku bordering karna panggilan dari nomormu. ”Ah…aku berkhayal! Aku bermimpi!” Otak menyerangku dengan standar logikanya yang selalu bergumul dengan perasaan.

Tapi bagi benakku khayalan adalah asa yang mengukir ribuan doa supaya bisa bersatu dengan kenyataan, dan mimpi bagai peta `tuk mencapai cintaku agar tak tersesat lalu hilang.
Bagiku cinta adalah senyummu, cinta adalah tawamu, dan cinta adalah candamu.

Lama tak kulihat lagi: kamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar